Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Begini Padangan LBH SIKAP Lembata Atas Polemik di Desa Bareng

Reporter : St Editor: Redaksi
Poros NTT News

Lewoleba,Porosnttnews.com- Penyelenggaran Pemerintahan Desa, terus mengalami berbagai dinamika, baik sosial, politik maupun hukum.

Seperti di Desa Bareng, Kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur terjadi juga dinamika penyelenggaraan pemerintahan.

Baru-baru ini, Kepala Desa Bareng, Kasman Senen Amang Bako, S.Pd atau akrab di sapa Jivad Paokuma, mengambil langkah berani dengan memberhentikan 6 (enam) orang perangkat Desa melalui Surat Keputusan Kepala Desa Nomor 14 Tahun 2022.

Pada pokoknya memberhentikan enam orang perangkat Desa yang dianggap tidak memenuhi kualifikasi sebagai perangkat Desa dengan beragam kekurangan yakni terdapat perangkat Desa yang tidak mampu mengoprasikan komputer, ada pula yg diduga terindikasi penyalahgunaan keuangan Desa di periode sebelumnya, terang Jivad.

Jivad Paokuma juga menjelaskan bahwa saya ingin perangkat Desa yang bantu saya, semuanya bisa satu komando dalam mewujudkan janji politik saya yang dituangkan dalam Visi dan Misi kemudian dijabarkan dalam RPJMDes.

Jika terdapat perangkat Desa yang tidak bisa menyesuaikan dengan irama kebijakan umum Kepala Desa terpilih dan masi ada pula yang kesulitan memahami teknologi maka kita berhentikan.

Baca Juga :  Stasiun Baca Nusantara Salurkan Bantuan Belajar untuk Anak SD

Lalu “Kita berencana angkat perangkat yang baru untuk mengisi kekosongan itu melalui proses penjaringan dan uji kepatutan sesuai ketentuan yang berlaku, agar aparat yang baru bisa membantu kerja-kerja kepala desa dalam mewujudkan Visi dan Misi kepala desa, demi mewujudkan Desa Bareng yang sejahtera, maju dan juga berdaya saing,” ungkap Jivad.

Terhadap Surat Keputusan Kepala Desa Bareng nomor 14 Tahun 2022 tersebut  Camat Buyasuri Lambertus Carkes, S.H, melalui surat Camat Nomor: Kec.Bys/148/236/VI/2022 tanggal 3 Juni 2022, perihal Pembatalan Pemberhentian Perangkat Desa, yang ditujukan kepada Kepala Desa Bareng. hal ini kemudian jadi polemik yang serius dan cukup menegangkan di Desa  Bareng hingga saat ini.