Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Daerah  

Pemda Lembata Didesak Budidayakan Benih Pangan Lokal

Reporter : Teddi L Editor: Redaksi
Poros NTT News
Salah satu kebun sorgum milik petani di desa Wuakerong kabupaten Lembata yang diabadikan media beberapa waktu lalu. (Teddi L)

Lembata,Porosnttnews.com- Pemerintah daerah Kabupaten Lembata di NTT harus memperhatikan kembali benih tanaman pangan lokal yang selama ini luput dari perhatian banyak orang, termasuk pemerintah sendiri.

Masyarakat menilai, setiap tahun menjelang musim tanam pemerintah selalu mendatangkan benih dari luar seperti varietas jagung hibrida, namun mereka lupa bahwa harus ada benih lokal yang musti dibudidayakan dan dilestarikan.

Hal ini beralasan sebab benih lokal dinilai lebih adaptif kalau ditanam pada iklim yang cenderung tak menentu seperti sekarang ini. Dan umumnya benih lokal juga tidak membutuhkan pupuk atau herbasida layaknya tanaman dengan bibit yang didatangkan dari luar.

Karena itu pemerintah diminta memberikan prioritas program guna mengembalikan pelestarian dan budidaya benih dari tanaman pangan lokal seperti sorgum, aneka jenis jagung lokal, kacang-kacangan dan juga leye atau jail-jali.

“Kenyataan demikian, pemerintah kita selalu beli benih dari luar, ini secara tidak langsung mengancam eksistensi benih asli atau benih lokal kita disini,” ungkap Dominikus Karangora, pada kegiatan diseminasi hasil kajian tentang Pangan, Pertanian dan Perubahan Iklim, di Aula Kantor Bappelitbangda Lembata, Kamis (2/6).

Baca Juga :  Pemerintah NTT Luncurkan Program SKALA untuk Layanan Dasar

Dia memandang penggunaan benih dari luar selain mengancam eksistensi benih lokal, tapi mendatangkan masalah bagi kesehatan manusia dan polusi pada lingkungan. Kondisi itu pun kata dia, sudah berlangsung sejak lama.

“Pakai pupuk dan herbasida dampaknya pada polusi tanah, air dan segala macam. Jika konsumsi sayur atau umbi-umbian bahkan jagung juga sama, tanpa kita sadari semua sudah terkontaminasi racun,” katanya.

Hal yang sama diungkapkan Andika salah satu petani milenial asal desa Tapobali. Dia memastikan jika pemerintah terus-terusan mendatangkan benih dari luar maka suatu ketika kejayaan benih lokal hanya tinggal nama termasuk hasil-hasil pertanian yang berasal dari varietas asli Lembata pun habis.

“Yang paling bertanggung jawab nanti adalah Dinas Pertanian Lembata,” tegasnya mengingatkan.