Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Symposium Internasional SVD di Unwira Kupang, Beri Pandangan Misi Kristen Tentang Tantangan Dunia Saat Ini

Reporter : Redaksi
Poros NTT News
Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang jadi tuan rumah penyelenggaraan Symposium Internasional SVD Asia Pacific Zone (ASPAC) Missiological Education and Research (MER).

Apa yang disebut gerakan pencerahan di Eropa pada abad 17 dan 18 dapat dikatakan sebagai faktor sejarah utama bagi gejolak intelektual, sosial, politik, budaya dan agama untuk zaman, budaya, dan peradaban baru.

Dari Tuhan, Wahyu , kebenaran mutlak, gereja dan ajarannya, bahwa ada berbagai jenis dan bentuk pengetahuan, ilmiah, estetika, agama, politik, sejarah, mitis, teologis, dan filosofis dengan logika yang berbeda.

“Kita hidup di dunia yang pluralistik, terfragmentasi dan ambigu, di mana kontradiksi tidak dapat dihindari.”

Dengan menegaskan pluralitas dan lainnya, para postmodernis ingin menegaskan identitas dan pentingnya orang-orang kecil, kelompok terabaikan dan tradisi mereka yang terpinggirkan.

Sikap dan pendekatan Kristen terhadap Post-modernitas beragam, kompleks, ambigu dan membingungkan.

Secara alami pendekatan teologis terhadap Postmodernitas beragam dan bahkan kontradiktif. Kesalahan yang mungkin kita buat adalah bahwa kita bekerja dengan paradigma modernitas yang ketinggalan zaman dengan supremasi rasionalitas dan kekuatan absolut subjek manusia.

Jadi dalam diskusi kita hari ini, tentang misi dan dalam pendekatan kita terhadap agama dan budaya lain, kita harus kritis terhadap pranggapan kita.

Baca Juga :  Refleksi Pater Nus Narek, SVD : Jadilah Orang Baik  'Kongo-Afrika'

Sebab gerakan budaya postmodern adalah proses yang berkelanjutan dalam masyarakat disemua bidang kehidupan manusia, dan komunitas iman Kristen tidak dapat mengabaikannya, tetapi harus berpartisipasi di dalamnya dan berkontribusi dengan cara yang kreatif.

Demikian Pater Dr. Philipus Tule, SVD mengakhiri kalimatnya bahwa pada kegiatan ini diikuti oleh 50-an peserta baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dikemas secara offline dan online.**