Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Cerita Misionaris Afrika: Bermisi Melalui Musik

Poros NTT News
Pater. Marcel Narek, SVD foto bareng bersama anak-anak Afrika.

 Kupang,PRS- Pater. Marcel Narek, SVD – Misionaris Congo Afrika menceritakan orang-orang Congo–Afrika (Republique Demokratique du Congo) itu suka dan pandai bernyanyi. Uniknya, mereka kalau menyanyi selalu tanpa teks.

Jadi, tak mengherankan bila dalam Perayaan Ekaristi, mereka menyanyikan semua lagu berapapun jumlah ayatnya dengan sangat lancar.

Mereka memang punya kemampuan menyimpan dalam memori semua lagu liturgis dengan sangat baik.

Ini tentu buah dari tradisi lisan yang sangat mengakar dalam budaya mereka. Bahkan ketika mereka latihan menjelang perayaan, tampak tidak ada anggota koor yang pegang teks lagu. Nada dan not, juga syair dan irama, mengalir begitu saja.

Mereka juga senang dan pandai bermain musik. Saya menjumpai ada begitu banyak pemain gitar dan Tam-Tam yang sangat ahli. Saya sangat menggagumi itu.

Tentu, apa yang dimiliki orang-orang Congo ini menjadi berkat bagi Gereja Katolik secara khusus para Misionaris Serikat Sabda Allah (SVD) untuk bermisi.

Sebut saja P. Alfons Muller, SVD yang telah menghasilkan begitu banyak lagu berbahasa Lingala dan Kikongo. Ia membentuk orkes “Bana Ngayime” untuk memperkenalkan lagu-lagu tersebut tidak hanya untuk Gereja Lokal, tetapi juga menjangkau Gereja Universal.

Baca Juga :  Deken Kefamenanu Lantik DPP Paroki Oelami 

Kini, saya memperkenalkan satu tokoh yang juga bermisi melalui musik. Namanya adalah Pater Kornelius Jogo Puka, SVD.

Ia adalah seorang misionaris asal Indonesia yang sudah belasan tahun bertugas di Congo. Misionaris kelahiran Hokeng, Flores Timur ini menjadi salah satu komponis yang berkualitas di negara RD Congo.

Kemampuannya untuk melahirkan lagu-lagu rohani bernas dipadu dengan suaranya yang merdu juga kepiawaiannya dalam memainkan alat musik, membuatnya berhasil mengaktualisakan cara bermisinya dengan masyarakat congo.

Ia telah menhasilkan lebih dari 30 lagu berbahasa Lingala, Kikongo, bahkan berbahasa Perancis.

Negara Congo memang memiliki empat bahasa nasional (Lingala, Kikongo, Tshiluba, Shwaili) dan satu bahasa administrasi, yaitu bahasa Perancis.

Beberapa lagunya dapat ditonton di Chanel SVD Congo dan Chanel Misionaris Bercerita. Lagu-lagu itu adalah buah dari refleksinya tentang misinya bersama umat Congo juga aneka tantangan yang ia alami.