Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pater Nus Narek,SVD Berbagi Cerita Misionaris pada Misa Menari Khas Afrika

Poros NTT News
Pater Nus Narek, SVD.

Kupang,PRS– Pater Nus Narek tiba di Afrika dengan hati penuh semangat dan tekad untuk menyebarkan kasih dan Injil Kristus di wilayah yang beragam dan menantang ini.

Dia belajar bahasa setempat dengan tekun dan berusaha memahami adat istiadat masyarakat setempat. Selama bertahun-tahun, dia tinggal bersama orang-orang Afrika dan menjadi bagian dari komunitas mereka.

Pengalaman-Pengalaman Unik dalam Misi perjalanannya sebagai misionaris, Pater Nus Narek menghadapi berbagai tantangan.

Namun, dia juga menyaksikan keajaiban-keajaiban kecil yang membentuk hubungannya dengan orang-orang Afrika.

Dia menjadi saksi kegembiraan mereka dalam ibadah dan melayani masyarakat setempat dengan penuh kasih.

Pater Nus Narek menyadari pentingnya budaya dalam ibadah dan bagaimana seni dan musik dapat menyatu dalam upacara keagamaan.

Ketika hari Misa Menari tiba, ribuan orang dari berbagai suku dan etnis berkumpul untuk merayakan iman mereka.

Pater Nus Narek memanfaatkan momen ini untuk berbagi cerita misi dan pengalaman spiritualnya. Ia mengajak mereka untuk memahami arti kasih dan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga :  Seiring dengan Penutupan Bulan Maria Jadi Kesempatan untuk Lebih Mendekatkan Diri

Dalam ceramahnya, Pater Nus Narek menyampaikan pesan tentang pentingnya kebersamaan dan persatuan di tengah perbedaan budaya dan latar belakang.

Dia menekankan pentingnya mencintai sesama dan membantu mereka yang membutuhkan, seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus.

Diketahui benua Afrika, terdapat dua negara yang memiliki nama “Congo”: République Démocratique du Congo (DRC) atau Republik Demokratik Kongo dalam bahasa Indonesia, dan République du Congo (Republik Kongo) atau Republik Kongo dalam bahasa Ind

République Démocratique du Congo atau DRC adalah negara yang lebih besar dan terletak di sebelah tenggara benua Afrika. Ibu kota negara ini adalah Kinshasa. Sebelumnya dikenal sebagai Zaire, negara ini meraih kemerdekaan dari Belgia pada tahun 1960.

DRC adalah negara terluas kedua di Afrika, setelah Aljazair, dan merupakan salah satu negara paling berpenduduk di dunia. Negara ini juga kaya akan sumber daya alam, termasuk mineral dan hutan hujan yang luas.

Sementara itu, République du Congo atau Republik Kongo adalah negara yang lebih kecil dan berada di sebelah barat DRC. Ibu kota negara ini adalah Brazzaville. Republik Kongo juga pernah menjadi jajahan Prancis sebelum meraih kemerdekaan pada tahun 1960.

Baca Juga :  Dua Gereja Dapat Bantuan dari Anggota Polres TTU

Kedua negara ini memiliki sejarah, budaya, dan bahasa yang berbeda meskipun memiliki nama yang mirip. Bahasa resmi di DRC adalah bahasa Prancis, sementara di Republik Kongo juga menggunakan bahasa Prancis bersama dengan bahasa setempat seperti Lingala dan Kikongo.

Kedua negara ini memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, serta beberapa tantangan sosial dan politik.

Negara-negara ini sering kali disebut sebagai “Congo-Kinshasa” untuk DRC dan “Congo-Brazzaville” untuk Republik Kongo untuk membedakan keduanya.Kali ini kita berbagi cerita tentang negara République Démocratique du Congo.

Bila teman-teman “searching” dalam peta benua Afrika, Anda akan menemukan dua negara dengan nama Congo. Memang benar.

Kedua negara itu adalah République Démocratique du Congo dan Republique Congo. Kedua negara itu saling berbatasan dengan letak ibukota negara yang saling berhadapan dan hanya dipisahkan oleh aliran sungai Congo.