Dalam proses pewarnaan secara tradisional masyarakat sekitar lereng Labalekan menggunakan dua tumbuhan yakni Tarum dan Klore (mengkudu)
Dalam proses pewarnaan terutama untuk pembuatan sarung adat,proses pewarnaan dilakukan beberapa kali untuk membuat benang tersebut benar-benar kuat. Setelah proses pewarnaan dilakukan proses selanjutnya adalah mengeringkan benang tersebut.
Setelah benang kering maka benang tersebut selanjutnya di gulung berdasarkan warna kain masing – masing untuk selanjutnya adalah proses tenun. Dalam proses tenun ini ada dua tahapan yang harus dilalui yakni :
Tahap pertama Neket ( istilah lereng Labalekan. Pada tahap ini penenun membuat benang-benang untuk membentuk sebuah kain berdasarkan apa yang diinginkan oleh penenun atau berdasarkan apa yang diinginkan pemesan kain. Biasanya alat yang digunakan dalam proses ini adalah Slaga
Proses yang kedua adalah Tane. Dalam proses ini penenun menyatukan benang-benang yang sudah dibentuk dalam proses pertama. Setelah selesai proses ini maka jadilah sebuah kain tenun.
Manfaat Yang diperoleh dari Tenun Ikat dari gambaran umum tersebut diatas bahwa untuk menghasilkan sebuah kain tenun butuh kesabaran dan perjuangan yang tidak sedikit.
Perkembangan teknologi dan informasi tentunya sangat berpengaruh pada semua sektor kehidupan,tanpa kecuali pada budaya tenun ikat.
Dewasa ini dengan kecanggihan yang menggiurkan generasi sekarang seakan terbawah ke alam mimpi yang menggiurkan.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.