Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Titik Temu GMRI Dengan Budaya Budha Saat Safari Di Jawa Timur Diawali Ziarah ke Makam Gus Dur

Poros NTT News
(Hadir Diantaranya Bhiku Jaya Medo Selaku Pemegang Otoritas Untuk Ummat Buddha Se Jawa Timur).

Justru menangkap isyarat alam, mengapa pembicaraan yang serius ini bisa dilakukan di lereng Gunung Semeru yang baru saja mengungkapkan amarahnya. Sebab bagi Eko Sriyanto Galgendu yang mampu membaca ayat-ayat bumi, acara ini pun sebagai isyarat dari apa yang hendak dikatakan oleh Gunung Semeru, agar para Dewa segera turun untuk ikut menyelesaikan masalah bangsa dan negara kita yang sedang berada di tubir kehancuran.

Antusiasnya pemimpin spiritual Indonesia ini hadir pada setiap acara di Vihara Buddha manapun, diakuinya sebagai bentuk terima kasih untuk  membalas jasa seorang Bhikku yang telah ikut menjadi bagian dari para tokoh pendorong gerakan kebangkitan kesadadan dan pemahaman spiritual bagi bangsa Indonesia sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi krisis kebangsaan yang berinti pokok pada etika, moral dan akhlak, tandas Eko Sriyanto.

Galgendu dengan wajah bergembira, karena merasa telah mendapat dukungan besar dari berbagai pihak, termasuk kaum intelektual bahkan dari kalangan akademisi setingkat profesor yang lebih peka merasakan adanya ancaman terhadap bangsa dan negara yang tengah  membahayakan kehidupan bangsa dan kelangsungan negara Indonesia.

Baca Juga :  Seiring dengan Penutupan Bulan Maria Jadi Kesempatan untuk Lebih Mendekatkan Diri

Karena itu, kebangkitan serta kesadaran spiritual bangsa Indonesia meripakan pilihan yang jitu untuk mengatasi semua masalah bangsa dan negara Indonesia, bukan dengan cara politik maupu cara ekonomi, karena justru penyebab dari keambrukan bangsa dan negara ini akibat dari keculasan para politisi dan ekonom yang tidak berakhlak, tidak bermoral dan tidak memiliki etika budaya yang seharusnya wajib untuk memuliakan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna di muka bumi, tandas Eko Sriyanto Galgendu yang juga menjabat Ketua Forum Lintas Agama di Indonesia.

Yang tak kalah penting, menurut dia, GMRI telah menemukan titik temu dalam arti filisofis sebagai wujud pergerakan dari kesadaran kebangkitan dan pemahaman spiritua pada rentang perjalanan Tim GMRI kali ini yang dimulai ziarah ke Makam Gus Dus selaku penggagas dan pendiri GMRI.

Ibu Hajjah Farida Solahuddin Wahid di Pesantren Tebuireng telah berkenan menerima silaturrachmi Tim GMRI sehingga jalan lapang bagi GMRI pun diterima para kerabat GMRI Jombang sambil menikmati makan siang di kediaman Adi Wiyono, pada hari Minggu, 19 Desember 2021, bersama Imam dan Yani Arifin serta kerabat serta simpatisan GMRI lainnya.

Baca Juga :  Symposium Internasional SVD di Unwira Kupang, Beri Pandangan Misi Kristen Tentang Tantangan Dunia Saat Ini

Sedangkan di Malang Raya, Tim GMRI disambut oleh KRPH. Sutrimo Reksobudoyo untuk kemudian mengadakan acara dialog tentang GNRI dengan segenap proram yang akan segera diwujudkan dalam bentuk safari budaya yang akan terus diperluas hingga menjadi gerakan yang massif agar bisa segera melahir pemimpin spiritual dari berbagai latar belakang suku, agama, disiplin ilmu yang beragam maupun bidang pekerjaan  dengan segenap potensi bangsa Indonesia yang sangat besar sumber daya manusia serta budaya dengan segenap warisan leluhur yang adi luhung.

Begitulah titik temu yang telah ditemukan GMRI dalam budaga Buddha dalam perjalanan safari kali ini, dari Barat menuju ke Timur. Hingga kemudian dapat dipastikan  akan melintas pada titik silang antara Utata dan Selatan. Atau sebaliknya.

Catatan :  Jacoba Ereste