Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Ganjar Pranowo Sebut Tindakan Mahfud MD Mengundurkan Diri sebagai Bukti Integritas

Poros NTT News
Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 03.

 

Jakarta,PRS – Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menggelar debat kelima dalam rangka mempersiapkan pemilihan presiden yang akan dilaksanakan pada Rabu (14/2).

Debat ini menyoroti isu-isu krusial yang melibatkan ketiga calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Debat dimulai sekitar pukul 19.00 WIB dan mencakup sejumlah isu penting seperti Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Kebudayaan, Teknologi Informasi, Kesejahteraan Sosial, dan Inklusi.

Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 03 dari PRS, menegaskan pentingnya membangun Indonesia yang beradab dengan mengintegrasikan nilai-nilai kebudayaan dalam kebijakan nasional.

Dalam penjelasannya, Ganjar menyebut tiga bagian kepribadian dalam kebudayaan yang harus menjadi bagian dari jiwa masyarakat Indonesia.

“Sangat penting kita mulai dari tiga bagian Kepribadian dalam kebudayaan dan itu mesti masuk di dalam jiwa Insan Indonesia,” ungkap Ganjar.

Dalam konteks kesehatan, Ganjar Pranowo menyoroti pendekatan preventif dengan menekankan pentingnya olahraga dan pola makan sehat.

Ia berpendapat bahwa upaya ini akan membantu meningkatkan politik kesehatan di Indonesia, terutama dengan memastikan akses kesehatan di setiap desa.

Baca Juga :  Kapolres Sikka Bersama Forkopimda Kabupaten Sikka Sambut Kedatangan Menko Polhukam Mahfud MD

“Pentingnya pendekatan preventif dalam kesehatan, olahraga, makan sehat akan membantu politik kesehatan kita lebih baik, dengan akses kesehatan di setiap desa,” tambah Ganjar.

Pendidikan dan Kebudayaan juga menjadi fokus utama Ganjar Pranowo. Ia berkomitmen untuk membangun akses pendidikan yang baik dengan menyusun kurikulum yang mantap dan memberikan fasilitas terbaik bagi anak-anak.

Selain itu, Ganjar juga menyoroti nasib guru dan dosen, sebagai faktor penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

“Dalam bidang pendidikan, kurikulum yang mantap dan fasilitas yang diberikan harus memberikan akses terbaik untuk anak-anak, termasuk nasib guru dan dosen,” ujarnya.