PRS – Alumni Himpunan Mahasiswa Pelajar Asal Kelubagolit (HIMPAK) Kupang bersama puluhan pemuda menggelar aksi seribu lilin di depan Kantor Bupati Flores Timur pada hari Kamis (21/2/2024) sekitar pukul 19:00 Wita.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan doa untuk Novita Uba dan bayinya yang meninggal.
Puluhan pemuda terlihat membakar lilin di depan tugu Kantor Bupati Flores Timur sambil membentangkan poster bertuliskan ‘malam seribu lilin, solidaritas peduli kemanusiaan.
Rip Novita Uba dan Maria (anak). Selain itu, terdapat tiga pamflet dengan nada satir yang menyuarakan tuntutan akan kinerja RSUD Larantuka.
Yakni: RSUD Larantuka butuh air bersih #18 Miliar, Akal sehat tidak akan mati ketika hak mendapat pelayan kesehatan dikebiri, rumah sakit bukan rumah kematian.
Mereka tidak hanya menyuarakan tuntutan, tapi juga menggelar orasi di depan jalan secara bergantian, mempertanyakan kinerja RSUD Larantuka serta mendesak agar hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) segera dipublikasikan.
“Kami menunggu sampai kapan dipublikasikan. Kami tuntut secepatnya,” ujar salah seorang peserta aksi.
Koordinator aksi, Kramano Pepak, menyatakan bahwa aksi seribu lilin ini merupakan doa bagi ketenangan arwah Novi dan Maria serta sebagai bentuk protes terhadap pelayanan publik yang dianggap kurang memadai di RSUD Larantuka.
Demikian Perwakilan Ombudsman NTT, Darius Beda Daton, menyoroti manajemen pelayanan RSUD dr Fernandes Larantuka terkait meninggalnya ibu dan bayi tersebut.
Dia menuntut pertanggungjawaban dari manajemen RS atas kelalaian yang menyebabkan tragedi ini terjadi.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.