Sementara Kepala Sekolah SMKN 1 Larantuka, Lusia Yasinta Tuti Fernandez, ketika dihubungi awak media pagi tadi. Senin (27/03/2023), mengaku mandeknya pembayaran upah untuk 17 guru honorer itu, lantaran belum cairnya dana BOS.
Menurutnya, dana BOS tahun 2023 yang belum cair bukan hanya terjadi di kabupaten Flores Timur namun hampir di seluruh sekolah Negeri di provinsi NTT.
“SMAN 1 Larantuka memang punya dana BOS Rp 1 miliar lebih, tapi memang belum cair. Semua sekolah sedang ngeluh,” katanya.
Dirinya juga merasa prihatin dengan kondisi 17 guru honorer di sekolahnya, karena itu pihak sekolah sedang berupaya melakukan pinjaman ke pihak lain untuk membayar upah guru honorer.
“Saya prihatin, nama juga kebutuhan, semua butuh uang tapi ya harus bagaimana. Kami sedang usahakan untuk pinjam dan sudah dibayar untuk bulan Januari,” tandasnya.
Persoalan ini menjadi sebuah peringatan bagi pemerintah dan masyarakat bahwa perlu ada perhatian khusus terhadap para guru honorer yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan, tetapi seringkali diabaikan dalam hal pengakuan dan kompensasi yang pantas.
Semoga situasi ini segera mendapat penyelesaian yang baik dan adil bagi semua pihak yang terlibat, terutama para guru honorer yang sedang mengalami kesulitan finansial.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.