Opini  

Sistem Pemilihan Umum Proposional Terbuka, Ada Apa Denganmu?

Poros NTT News
Micael Josviranto,Dosen Fakultas Hukum Universitas Nusa Nipa.

Rakyat kemudian menyalurkan aspirasinya lewat para calon legislatif yang mereka pilih, Jadi, terbina hubungan yang konstan dan instens antara pemilih dan calon legislatif.

Oleh karena itu, dalam sistem pemilihan proposional terbuka ini bersifat transparan, langsung dan akuntabel yang mana merupakan salah satu ciri khas dari negara demokratis.

Sistem pemilihan ini berlaku pada saat ini yaitu sejak era reformasi hingga saat ini, di mana sebuah era rakyat Indonesia terbebas dari belenggu orde baru yang bersifat otoritarian.

Era reformasi yang merupakan era keterbukaan dan era kebebasan dalam menyampaikan pendapat ini memberikan dampak positif dalam sistem perpolitikan Indonesia, yaitu proses perekrutan untuk menjadi anggota partai politik tidaklah seketat pada masa sebelumnya.

Warga negara Indonesia yang dianggap cakap, dan kompoten bisa masuk partai politik bila memiliki salah satu modalitas dari ketiga modalitas ini yaitu modalitas sosial, modalitas ideologis dan modalitas finansial.

Sebagai contoh public figure seperti artis bisa menjadi anggota partai bahkan menjadi caleg serta menjadi anggota legislatif karena memiliki salah satu modalitas di atas. Ketiga modalitas di atas menjadi faktor penting dalam proses untuk memenangkan pemilihan umum legislatif.

Baca Juga :  Rakyat Indonesia Memilih Pemimpin yang Membawa Sistem Kepemimpinan Strategis Pasca Kepemimpinan Jokowi

Ketiga modalitas ini tergantung juga dari tipe pemilih. Di sini ada empat tipe pemilih yaitu Pertama, Pemilih pemula, pemilih yang baru pertama kali akan melakukan pemilihan manakala ditandai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Kedua, Pemilih cerdas yaitu pemilih yang memilih berdasarkan kualitas dari calon yang akan dipilih, track record dari calon apakah sebelumnya dia adalah seorang aktivis pada masa kuliahnya, apakah tidak pernah terkena kasus pidana, apakah punya visi untuk kepentingan masyarakat umum, negara dan bangsa.

Ketiga, Pemilih pragmatis yaitu pemilih yang memilih tidak berdasarkan kualitas dari pemimpin, tetapi pemilih akan memilih jika mendapat bayaran berupa materi (uang ataupun barang), atau akan mendapat impalan di saat yang dipilih sudah terpilih.

Keempat, pemilih yang memilih beradasarkan kekaguman secara fisik, lahiriah ataupun memilih karena idola dan ini biasanya artis yang dipilih.

Fenoma tipe pemilih yang keempat ini cukup memberi andil bagi iklim politik yang berbeda di tanah air saat ini, yaitu banyak sekali para artis yang menjadi anggota DPR di senayan, ada yang menjadi kepala atau wakil kepala daerah. Padahal para artis tidak memiliki kecakapan dalam bidang perpolitikan.

Baca Juga :  Kematian Tak Wajar dan Hegomoni Sosial Media

Fenomena artis terjun ke dunia politik ini menyebabkan banyak partai politik tanah air yang mencoba merekrut artis untuk menjadi calon legislatif untuk partai politiknya.

Kadangkala proses rekruitmen begitu mudahnya atau bisa juga tidak melalui mekanisme yang rumit, sehingga begitu mudah dan cepatnya menjadi anggota partai politik.

Seharunya dalam dunia partai politik dalam proses rekruitmen, calon anggota partai politik harus dibina dulu dan itu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Setelah dibina dan dianggap siap sebagai kader yang mumpuni barulah disiapkan untuk ikut bursa pencalonan legislatif.

Keempat tipe pemilih ini muncul jika sistem pemilihan yang digunakan adalah sistem pemilihan proposional terbuka karena sistem ini bersifat langsung, transparan dan akuntabel yang mana lebih terepresentasi dalam sistem demokratis.

Karakteristik yang bersifat demokratis ini menyebabkan wajah perpolitikan di tanah air saat ini cukup berbeda, terlebih di senayan, bukan hanya kaum politisi saja yang bisa berpolitik tetapi juga kaum seniman atau entertain. Jadi, itulah beberapa aspek penting yang terjadi dalam sistem pemilihan proposional terbuka dalam era reformasi saat ini.

Baca Juga :  FENOMENA ANTARA ADA DAN TIADA, WABAH COVID-19 TAK ADA AKHIR

Reporter: Stevend Lelangwayang