Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Enam Bulan Tidak Bayar Utang, Bos Warung Segel Kantor PT Adhi Karya di Lembata

Reporter : Teddi Editor: Redaksi
Poros NTT News
Kantor PT Adhi Karya di Tanah Merah Lembata disegel Bos Warung.

Lembata,Porosnttnews.com –Kantor PT Adhi Karya yang berada di lokasi perumahan Tanah Merah Kabupaten Lembata terpaksa disegel sejumlah warga Kota Lewoleba.

Buntut dari penyegelan salah satu kantor perusahaan milik BUMN ini lantaran beberapa mandor dari PT Adhi Karya tidak membayar utang uang makan minim kepada pemilik warung.

Pantauan media, sekitar pukul 13.20 Wita sejumlah orang yang merupakan kerabat dari pemilik warung mendatangi kantor PT Adhi Karya di lokasi perumahan Tanah Merah di Batas Kota Lewoleba.

Mereka membawa beberapa potongan balok dan memaku palang di beberapa pintu masuk serta jendela kantor tersebut.

Sebagai ungkapan kekecewaan, mereka bahkan menuliskan sejumlah kalimat paksaan di dinding kantor seperti ‘Bayar Utang Tidak Mau Janji Palsu’ hingga ‘Perusahaan Utang’.

Elsa Ndapamerang yang adalah pemilik warung menuturkan, alasan mereka memblokade kantor tersebut karena beberapa mandor PT Adhi Karya berutang uang makan minum padanya yang hingga saat ini belum terbayar.

Menurut Elsa total utang yang ditinggalkan oleh PT Adhi Karya sebanyak Rp 113 juta. Dari jumlah itu mereka baru membayar sebesar Rp 24 juta.

Baca Juga :  Inilah Pasar Tradisional yang Paling Unik Ada di Provinsi NTT

“Sisa yang mereka belum bayar sampai hari ini  89 juta lebih,” ungkap Elsa disela-sela pemblokiran kantor PT Adhi Karya.

Masalah penagihan utang ini sebut dia, sudah berjalan selama enam bulan akan tetapi pihak PT Adhi Karya melalui personalia Pak Eki hanya bisa memberi janji.

Padahal, sesuai kesepakatan Pak Eki dari personalia PT Adhi Karya yang bertanggung jawab melunasi semua utang itu. Akan tetapi lagi-lagi hasilnya nihil.

“Yang punya utang paling banyak itu namanya Mas Peno, dia mandor saat kerja di Waisesa,” ujarnya dengan nada kecewa.

“Januari lalu mereka bayar 15 juta itu juga kita desak setengah mati, terus barusan kemarin lalu bayar lagi 9 juta,” terangnya.

Masalah utang yang melilit salah satu perusahaan plat merah ini pun beberapa kali sudah dilaporkan ke kepolisian.

Pihak kepolisian sendiri meminta agar masalah tersebut diselesaikan secara damai sehingga tidak berlarut-larut.