Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pater Nus; Satu Perjalanan, Satu Refleksi Congo-Afrika

Editor: Redaksi
Poros NTT News
Gamabar Istimewa Pater Nus saat Ditabis jadi seorang Imam Katolik.

Maka, sudah saatnya untuk berjalan. Kemas barangnya. Seadanya juga tak apa-apa. Kencangkan ikat pinggang. Ikat kuat tali sepatu. Lalu,mulailah melakukan perjalanan.

Nun jauh. Congo. Lengkapnya Republik Demokratik Kongo. Seberapa jauh ka jaraknya dari Flores ke Congo. Jauh mata memandang?Tak sampai. Tetapi yang paling penting adalah bulatnya tekad. Hati yang kosong. Kemauan yang kuat. ??? Tidak cukup. Juga perlu iman yang mantap. Bahwa Tuhan yang mengutus, maka PERGILAH! Bahwa Tuhan yang memanggil, maka DATANGLAH!

Kata-kata lama selalu benar: Hidup adalah sebuah perjalanan. Seperti itulah yang kita alami. Setiap saat – setiap hari.

Tetapi adakah satu perjalananmu yang sempat direfleksikan. Lebih tepat, adakah cukup satu perjalanan untuk dan bersama Tuhan? Sebab, kita banyak mondar-mandir. Lalu-lalang. Ke sana-kemari. Super sibuk. Lalu, Superman. Bahaya. Kita bisa tinggalkan Tuhan. Lebih berbahaya. Ketika Tuhan juga tinggalkan kita.

Seperti apakah kita jadinya?

Bagi saya: bahwa hal yang paling indah adalah berjalan bersama Tuhan. Apalagi seiring sejalan. Kita jauh lebih kuat. Jauh lebih berani. Sebab, Tuhan selalu setia dengan janji-janjinya. Percaya saja!!

Baca Juga :  Tradisi Devosi Bulan Mei dan Oktober dalam Agama Katolik