Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Cerita Misionaris Afrika: Bermisi Melalui Musik

Poros NTT News
Pater. Marcel Narek, SVD foto bareng bersama anak-anak Afrika.

Ketika memasuki konteks Afrika khusunya Congo, saya mencoba menyesuaikan diri dengan nada, gerak, irama, dan gaya mereka. Semuanya tampak sangat estetik.

Itu memotivasi saya untuk membagikan bakat bermusik yang telah Allah tanam dalam diri saya. Melalui lagu, saya ingin mewartakan Allah juga Sang Sabda sesuai dengan konteks orang-orang Afrika (Congo).

Tentu, melalui lagu juga, saya ingin membantu umat untuk berdoa dan memuji keagungan Tuhan.

Dengan menggubah lagu dalam bahasa mereka, saya ingin menunjukkan cinta saya kepada kearifan lokal khas mereka dan serentak membantu mereka untuk tak malu mengembangkan bakat mereka, demikian sepatah kata-dua dari Pastor yang biasa disapa YaKo (Yaya Kornel – Yaya (bahasa kikongo) artinya Saudara).

Sepatah kata dua dari Pater Korneil ini seolah membenarkan apa yang pernah diungkapkan oleh Filsuf Plato: “Jika ingin mengenal orang lain, maka Anda harus mendengarkan musiknya.”

Sungguh misi yang mengenah.Tetapi,tak hanya sampai di situ. Untuk mempromosikan musiknya, Yaya Kornel membentuk satu orkes beranggotakan masyarakat setempat.

Baca Juga :  Begini Penerimaan Sakramen Komuni di Tenda Lapangan Bola Voli

Nama orkes itu PELITA, sebuah akronim yang terbentuk dari Bahasa Perancis Petite Lumiere Ilumine Toute Ame atau dalam versi bahasa Indonesia: Cahaya Kecil Menerangi Seluruh Jiwa.

Tentu, kehadiran orkes ini pertama-tama untuk merangkul orang-orang muda dan orang-orang kecil untuk mencintai Tuhan melalui musik. Orkes PELITA benar-benar adalah cahaya atau La Lumiere yang terus menerangi dan siap mengubah orang.

Pater Kornel berkisah “Di antara anggota Orkes, mereka adalah para pencuri, peminum alkohol, pengonsumsi ganja dan pengganggur. Setelah bergabung dengan orkes PELITA, mereka perlahan berbenah dan berubah.

Ada yang berinisiatif untuk membentuk orkes sendiri dan kami selalu membuat konser kecil-kecilan di kampung-kampung kecil di pedalaman Afrika. Lebih menggembirakan, banyak dari mereka menjadi anggota koor dalam Gereja.

Pembaharuan dan peralihan hidup semacam itu merupakan sukacita bagi saya sebagai seorang misionaris. Sebab itulah salah satu tujuan dari bermisi.”

Sungguh misi yang luar biasa. Musik juga adalah sarana misi. Musik juga mendukung keberhasilan misi.

Kita mengenang kata-kata Omraam Mikael Aivanhov, seorang filsuf dan mistikus Bulgaria: “Musik mempermudah aktivitas mental; daripada membiarkan pikiran berjalan tanpa tujuan, Maka setiap orang harus selalu menyadari dan mengontrolnya supaya menghasilkan sesuatu yang indah dan baik bagi diri sendiri dan sesama.” Terima kasih Yaya Korneil, SVD. Melalui musik, engkau membawa banyak orang untuk dekat dengan Tuhan.

Baca Juga :  Selama Masih Hidup Romo Gusti Pernah Mengapresiasi Salah Satu Kapolres AKBP di NTT

(Misionaris Bercerita. Bandundu-Congo, 14 Juli 2023)