Opini  

Optimalisasi Link and Match pada SMK dan Dunia Usaha serta Dunia Industry

Poros NTT News
Engelbertus Boli Tobin.

Selain permasalahan terbatasnya lapangan pekerjaan akibat pertumbuhan ekonomi negara yang belum sesuai harapan, tingginya angka pengangguran tersebut mengisyaratkan adanya permasalahan mis-match antara supply and demand, baik yang berkaitan dengan kualitas maupun relevansi bidang keahlian antara tenaga kerja yang diluluskan SMK dengan kebutuhan dunia usaha/industri.

Tantangan yang dihadapi oleh para lulusan SMK untuk memasuki dunia kerja, yaitu: kurikulum SMK tidak terkait atau kurang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dibutuhkan dunia kerja, sehingga kompetensi lulusan tidak dapat memenuhi persyaratan sesuai kebutuhan dunia usaha/industry; kurangnya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di SMK termasuk kurangnya fasilitas pengujian kompetensi dan fasilitas sertifikasi lulusan SMK serta sekolah juga perlu lebih mengarahkan lulusannya untuk menjadi wirausaha sehingga dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran lulusan SMK.

Atas permasalahan ini perlu adanya kolaborasi kemitraan bersama untuk mengatasi kesenjangan yang sangat besar bagi lulusan SMK untuk bekerja di dunia usaha/industry, dimana lulusan SMK masih menjadi nomor satu tingkat pengangguran yang sangat tinggi.

Baca Juga :  Kisangulu-Kisah Sepenggal, Dua dari Congo-Afrika

Hal ini menunjukan bahwa kesiapan sekolah SMK untuk membangun pengetahuan, kompetensi dan keterampilan siswa masih belum di perhatikan dengan kondisi sekolah yang masih minim dengan sumber daya yang ada.

Charles Prosser (1925) dalam Djojonegoro (1998,38) menegaskan bahwa sektor tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas siswa dan sekolah sesuai dengan asas Pendidikan dimana asas yang berkaitan dengan peran industry terhadap dunia Pendidikan yakni tugas pelatihan dilakukan sevcara bersama, dengan alat dan mesin yang ditentukan di tempat kerja, terlatih untuk berpikir dan bekerja sesuai dengan kebutuhan kerja dan pelatihan vokasional efektif jika pelatihan peserta didik merupakan Salinan dari lingkungan tempat mereka nantinya bekerja.

Namun dalam realisasi atas kondisi dan asas ini, sangat sulit karena dana untuk pengembangan fasilitas praktik sangat terbatas sehingga menyebabkan terjadinya kesenjangan antara supplay dan demand anatra SMK dan industry.

Untuk menanggulangi masalah tersebut ditempuh dengan cara menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industry membangun kemitraan bersama. Kerja sama dengan dunia usaha dan industry dapat meningkatkan efisensi dan efektivitas penyelenggaraan sekolah SMK.

Baca Juga :  Apa Benar Daun Pisang Memiliki Kasiat Yang Luar Biasa

Kerja sama SMK dan dunia usaha dan industry dapat mendukung tercapainya orientasi pendidikan kejuruan di SMK sehingga relevan dengan dunia usaha dan industry.

Orientasi pendidikan kejuruan membawa konsekuensi bahwa pendidikan kejuruan harus selalu dekat dengan dunia kerja. Kedekatan tersebut dalam artian bahwa perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan kejuruan harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu, salah satu faktor penentu keberhasilan penyelenggaraan pendidikan kejuruan adalah kerja sama atau kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industry selaku penyedia lapangan kerja kualitas lulusan SMK turut secara langsung merefleksikan kualitas tenaga kerja Indonesia.

Oleh karena itu kualitas tenaga kerja harus dibangun untuk meningkatkan keunggulan kompetitif SDM yang tangguh dalam menghadapi persaingan di era pasar bebas ASEAN dan juga tidak terjadinya penganguran terbuka bagi lulusan SMK serta terserapnya tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia usah dan industry.