Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Gelar Ngobrol Bareng membahas Handphone Dalam Literasi Digital

Reporter : Stefend Editor: Tim Redaksi
Poros NTT News
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Aptika Kominfo) menggelar ngobrol bareng.

Jakarta,Porosnttnews.com– Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Aptika Kominfo) menggelar ngobrol bareng legislator membahas “Bijak Menggunakan Handphone Dalam Literasi Digital“, pada Kamis, 14 Juli 2022.

Pelaksanaan giat ini atas kerja sama kominfo RI dengan Komisi I DPR RI yang tayang secara Hybrid via zoom dan live YouTube, Bravo Aksara.

Mengangkat tema, “Bijak Menggunakan Handphone Dalam Literasi Digital” Dirjen Aptika Kominfo menghadirkan narasumber handal. Di antaranya Kresna Dewanata  Prosakh (Anggota Komisi I DPR RI), Agus Hiplinudin (Direktur Eksekutif Akademia Kreatif) dan Putri Khairunnisa, ketua umum DPP KNPI.

Dirjen Aptika Kominfo RI, Semuel A. Pangerapan, B.Sc., M.M, dalam sambutannya menyampaikan Kehadiran Teknologi digital sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat yang kian mempertegas kita sedang berada di Era percepatan Transformasi Digital.

“Namun masifnya pengguna internet di Indonesia membawa berbagai resiko. Seperti penipuan Online, Hoax, Cyber bullying dan Konten-konten negatif lainnya,” kata Samuel, Kamis (14/07).

Kementerian Kominfo mengemban mandat dari Presiden Jokowi sebagai garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan Transformasi Digital bangsa Indonesia. Dalam mencapai visi dan misi tersebut Kementerian Kominfo memiliki peran sebagai Regulator, Fasilitator, dan Akselerator di bidang digital di Indonesia.

Baca Juga :  BNN RI-Lion AIR Group Berbagi Pengalaman Audit Investigasi

“Dalam rangka menjalankan salah satu hal tersebut terkait pengembangan SDM digital Kementerian Kominfo bersama gerakan nasional literasi digital Siber Kreasi serta mitra dan jejaringnya hadir untuk memberikan pelatihan literasi digital yang menjadi kemampuan digital tingkat dasar bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis empat pilar utama. Yaitu, kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital,” ujarnya.

Kresna Dewanata  Prosakh mengawali pemaparan materinya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada menkominfo, Johnny  Plate atas terselenggaranya giat ngobrol bareng legislator.

Menurut anggota komisi I DPR RI ini, kegiatan kemenkominfo ini sebagai bentuk atau cara untuk menambah ilmu atau menambah kepekaan kepada masyarakat Indonesia agar bisa mengerti tentang literasi digital.

“Saat ini, TIK, digital adalah sebuah keniscayaan. Apalagi terkait dengan gawai kita yang kita pakai setiap hari.” Ucap Kresna.

Hal tersebut, tambahnya adalah sesuatu yang luar biasa karena semuanya serba digital. Apa-apa semuanya digital. Mencari informasi, belanja online, terhubung dengan sesama juga semuanya rerata menggunakan gawai dengan digitalnya.

Baca Juga :  Luar Biasa Kalau Ada Upaya MenPAN RB Untuk Nasib 2,4 Juta Tenaga Honor di Indonesia

Literasi digital, lanjut Kresna memiliki peranan penting bagi kehidupan kita saat ini. Dalam kehidupan kita sekarang ini, tentu tidak luput dari berita hoax, penipuan online. Lalu, penggunaan data pribadi kita yang diambil oleh orang lain untuk hal-hal yang tidak baik. Ini menjadi sebuah tantangan bagi indonesia sendiri untuk bisa menyelesaikan pelbagai permasalahan tersebut.

“Karena itu, anggota komisi I DPR RI selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang telah Kominfo RI lakukan. Baik dari segi anggaran, pengawasan dan tentunya dari segi undang-undang.”

“Kita tahu sendiri UU PDP akan kita selesaikan dalam masa sidang berikutnya. Dimana seluruh data pribadi penduduk Indonesia akan terlindungi dengan baik dan tidak akan digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.” Tegas Kresna Dewanata.

Ia mengharapkan agar giat literasi digital harus lakukan dengan masif pada semua lapisan masyarakat. Hal ini karena banyak masyarakat di desa, kemudian di daerah-daerah terluar juga menggunakan sebuah gawai yang canggih. Namun, informasi yang mereka peroleh belum bisa terverifikasi dengan baik. Ini harus menjadi sebuah masukkan untuk kita semua menjadi cakap digital.