Mahasiswa UNIPA Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa Liakutu

Poros NTT News
Pemberian gizi kepada anak-anak stunting di Desa Liakutu.(PorosNTT/Gusti).

Lebih lanjut ketua penggerak PKK, Ibu Umi Hasannatin meminta petugas gizi untuk menemukan makanan alternatif yang bisa diberikan kepada belita sesuai kondisi kesehatan.

“Desa kita ini makanan seperti tahu tempe, susu memnag sulit untuk kita dapat jadi mungkin bisa diganti dengan makanan lain semacam, kelor, bayam dan belut yang memiliki protein tinggi,” kata Ibu Umi.

Selain itu Umi juga meminta Mahasiswa UNIPA yang sedang melaksanakan KKN untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan stunting.

“Ini bukan hanya kepada orang tua yang memiliki anak belita tetapi kepada seluruh masyarakat, para remaja putri dan putra,”pintanya.

Sedangakan Gabriela Sedhu salah satu Mahasiswa KKN menjelaskan salah satu penyebab stunting adalah kondisi lingkungan yang tidak bersih.

Kondisi lingkungan yang tidak bersih dapat membuat diare, dan anak dibawah umur 2 tahun kalau berulang kali kena dapat menyebabkan stunting.

Selain itu, anak belita juga terus diberikan protein hewani.

Fransiskus Nong Din juga membahkan prilaku hidup sehat perlu diperhatikan mulai dari lingkungan harus bersih, sebelum makan harus cuci tangan.

Baca Juga :  Pelayanan RSUD Kefamenanu jadi Kabar Gembira untuk Masyarakat Timor Tengah Utara

Sementara Niko Sare Mahasiswa Manajemen UNIPA menghimbau standardisasi air bersi juga menjadi hal sangat penting dalam pencegahan stunting.

“Air menjadi faktor penting dalam tumbuh kembangnya belita, air memiliki kontribusi sangat penting. Oleh karna itu standardisasi air bersih juga perlu diperhatikan,”tandasnya.

Kontributor: Gusti Helan