Larantuka,PRS – Kepala Desa Lamalota, Nikolaus Raya Tura, memimpin pertemuan teknis penyuluh pertanian yang berlangsung di Balai Pertemuan Kelompok Tani Lamamanan, Kamis (21/9).
Dalam sambutannya, Kades Lamalota menyoroti pentingnya ketahanan pangan, sambil merayakan prestasi desa mereka sebagai produsen vanili terbesar di Kabupaten Flores Timur.
Namun, ia juga mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan budidaya tanaman lain sebagai alternatif yang menguntungkan.
Dengan demikian, diharapkan hasil pertanian bisa berlipat ganda dalam satu tahun, membantu mengatasi kenaikan harga beras yang terus melambung.
Selanjutnya, Kepala Balai Penyuluh Pertanian Waiwerang, Hendrikus Masan Uba, berbicara tentang potensi budidaya nenas di Lamalota di luar musim panen.
Uba mengidentifikasi masalah saat ini, yaitu produksi nenas yang belum optimal, meskipun permintaan terus meningkat.
Dia memaparkan penggunaan Ethrel 40 sebagai solusi, sebuah zat pengatur tumbuh yang mengandung etthephon 40 PGR (Plant Growth Retardant).
Etthephon menghasilkan ethylene, yang berfungsi sebagai hormon bunga pada tanaman nenas.
Ketua Kelompok Tani Lamamanan, Linus Lamen Doni, berharap pertemuan ini akan mendorong kerja sama yang lebih erat antara petani di Lamalota dan pemerintah desa dalam sektor pertanian, terutama dalam konteks ketahanan pangan.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.