Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Ketua Dekranasda NTT: Utamakan Program Pemberdayaan Bagi Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Poros NTT News
Julie Sutrisno Laiskodat Menekan Pentingnya Pendekatan Program Pemberdayaan Bagi Perempuan dan Penyandang Disabilitas.

Dalam kesempatan berbeda di Kunjungan berikutnya di SLB Asuhan Kasih dalam pelatihan menjahit bagi Kaum Muda.

Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Bunda Julie, begitu beliau biasa di Sapa bersama dengan Plan dan Krealogi kembali menekankan bahwa bentuk-bentuk usaha yang menerapkan nilai prinsip bisnis hijau dan inklusif seperti ini sangat penting untuk dikembangkan, agar memiliki cerita yang berbeda dengan UMKM Karya serupa di daerah lain, dan membuat keberlanjutan dari usaha dan lingkungan lebih bisa terjamin untuk jangka waktu yang panjang. menekankan tentang pentingnya Green

“Kita mempunyai harapan, program ini bisa menjadi solusi ekonomi yang inklusif bagi kaum muda di NTT. Para peserta Futuremakers juga diharapkan bisa menjadi contoh praktik bisnis ramah lingkungan yang tetap menguntungkan kaum muda,” ujar Albert Amtiran, Futuremakers Project Manager Plan Indonesia, usai menghadiri kunjungn Ketua Dekranasda NTT.

Saat ini di sela-sela mengikuti pelatihan teknis menganyam dan menjahit, 10 kelompok usaha yang sudah terbantuk dan di dampingi program Futuremakers ini, sudah mulai menerima pesanan-pesanan, sehingga mereka dapat dikatakan sudah mulai mendapatkan sumber pendapatan dari usaha ini.

Baca Juga :  Sekolah Pagi, Bunda Baca NTT Tetap Dukung  Kalau itu Menjadi  Hal Positiif Untuk SDM

Karena itu, peserta program Futuremakers akan terus mengikuti pelatihan dan pendampingan bisnis mikro, termasuk oleh Dekranasda Provinsi NTT, dan dinas-dinas teknis seperti Dinas Perindustrian dan perdagangan, dinas kepemudaan dan olahrga, dinas pariwisata dan ekonomi kreatif, Kampus, dan lembaga keuangan, untuk meningkatkan soft skill dan hard skill mereka dalam berbisnis berbasis pasar di sektor kerajinan.

Selanjutnya, sebanyak 200 orang muda dari Kota dan Kabupaten Kupang diharapkan dapat membuka bisnis di sektor kerajinan yang ramah lingkungan, seperti bisnis anyaman bambu atau tanaman Purun yang biasa ditemukan di dekat rawa.

Teknik bisnis ramah lingkungan ini diajarkan kepada peserta melalui kemitraan dengan Du Anyam yang bergerak di bidang kriya ramah lingkungan, organisasi Persani NTT, dan organisasi disabilitas lainnya di NTT.

Diharapkan, melalui program Futuremakers, kaum muda memiliki kemampuan ekonomi yang komperhensif untuk terus berdaya dan melanjutkan kehidupan secara bermakna.