Kepala BBVET Denpasar drh. I Ketut Wirata menambahkan, virus ASF yang menyerang babi hingga sekarang ini belum bisa ditemukan vaksin yang menjadi obat. Upaya yang bisa dilakukan sebatas pencegahan dan pengendalian penyebaran.
“Kami sebagai pemerintah yang mengurusi wilayah NTT akan berupaya untuk terus mengendalikan penyebaran ASF. Sinergi dengan Komisi IV dalam hal ini bersama Pak Ansy sudah kami lakukan dan ke depan akan ditingkatkan,” papar Wirata.
Guru Besar Universitas Udayana Prof. Dr. Drh. I Ketut Puja menerangkan pentingnya penerapan biosekuriti dalam peternakan babi skala rumah tangga. Bagaimana membersihkan kandang dan peralatan makan ternak, memandikan ternak, hingga arus lalu lintas babi serta peternak yang mengurusi kandang adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian ASF.
“Biosekuriti adalah kunci dan diterapkan di setiap rumah tangga karena banyak babi yang dipelihara di belakang rumah. Pemahaman tentang biosekuriti harus dimiliki oleh setiap peternak skala kecil,” pungkas Puja.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.