Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Misi Kristen di Dunia Unwira Kupang Jadi Tuan Rumah Symposium Internasional SVD

Editor: Hendrik
Poros NTT News

Kupang,Porosnttnews.com– Menyikapi persoalan yang dihadapi dunia, Symposium Internasional SVD Asia Pacific Zone (ASPAC) Missiological Education and Research (MER) menyelengarakan kegiatan 5 tahun sekali yang saat ini dengan Misi Kristen memandang tantangan dunia kekinian.

Kesempatan kali, Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang NTT, menjadi tuan rumah penyelenggaraan Symposium Internasional SVD Asia Pacific Zone (ASPAC) Missiological Education and Research (MER) pada hari Rabu, 22/06/2022.

Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Pater Dr. Philipus Tule, SVD menyebutkan, kegiatan ini diikuti oleh 50-an peserta baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dikemas secara offline dan online.

Pada pertemuan yang istimewa ini hadir juga Rektor Unwira Kupang-NTT  (Dr.Philipus Tule, SVD), Director of Institute of Indian Culture (Prof Dr.sebasian M.Michael,SVD), General Mission Secretari Rome (Dr. Stanis  T. Lasar, SVD), Coordinator of ASPAC & Direktori of Sanskriti Nei Of Cultural Research Guwahati, India ( Dr. Jose K.Jacob, SVD).

Pater Philipus Tule, SVD menyapaikan pada temukan Catatan Konsep dari ASPAC MER conference kami yang berlangsung di Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Provinsi NTT- Indonesia.

Baca Juga :  Cerita Misionaris Afrika: Bermisi Melalui Musik

Diri-Nya mengatakan perubahan zaman secara global saat ini  Misi Kristen di dunia, sangat mengharapkan ada daya kritis dan mampu menyadarkan publik harus lebih rasional dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mereka.

Kesadaraan  pergerakan dunia secara bertahap dari tradisi, modernitas dan post modernitas telah lama dan rumit, karena banyak pemikir hari ini mulai menunjukan kemampuan kurang berdampak pada penerima manfaat informasi.

Sebab banyak pemikir hari ini, mulai Antropolog terkemuka, Sosiolog dan lain-lain, telah menggambarkan situasi kontemporer sebagai dunia yang mengglobal, postmodem dan post-truth, sebut Pater Dr.Philipus Tule, SVD.

Sebab cikal bakal ini, seperti yang diterapkan pada gerakan pencerahan di Eropa pada abad 17 dan 18 dapat dikatakan sebagai faktor sejarah utama bagi gejolak intelektual, sosial, politik, budaya dan agama untuk zaman, budaya, dan peradaban baru.