Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Bulan Bahasa Beragam Kegiatan Lomba dan Ekspresi Seni SMAN 1 Nagawutung

Poros NTT News

PRS – Bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Bahasa, momen penting bagi seluruh rakyat Indonesia mengenang lahirnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu pada tanggal 28 Oktober 1928, yang diikrarkan melalui Sumpah Pemuda.

SMAN 1 Nagawutung mengadakan perayaan “Semarak Bulan Bahasa & Sumpah Pemuda 2024” dengan penuh semangat, sebagai upaya untuk mengenang sejarah sekaligus memperkuat identitas bangsa dalam menghadapi tantangan era digital.

Advertisement
Poros NTT News
Scroll kebawah untuk lihat konten

Pada Rabu, 23 Oktober 2024, acara ini dibuka oleh Koordinator Pengawas Dikmensus Kabupaten Lembata, Yohanes Mamun, S.Pd., M.Pd. Turut hadir dalam acara tersebut para pengawas pendidikan, tokoh pendidikan, kepala sekolah, guru, serta para siswa.

Mengusung tema “Bahasa dan Identitas Bangsa: Ekspresi Bahasa dan Budaya di Era Digital,” kegiatan ini bertujuan untuk mengajak warga sekolah memahami pentingnya peran bahasa dalam membentuk jati diri bangsa Indonesia.

Beragam Kegiatan Lomba dan Ekspresi Seni

Semarak Bulan Bahasa tahun ini diisi oleh berbagai kompetisi, seperti Public Speaking Bahasa Indonesia, English Public Speaking, Cipta dan Baca Puisi, Paduan Suara, Fashion Show, Tarian Kreasi, dan lainnya.

Baca Juga :  Kec. Insana-TTU akan Jadi Vestifal Literasi Indonesia

Perlombaan ini menjadi wadah bagi siswa SMAN 1 Nagawutung untuk menampilkan bakat dan kreatifitas mereka, serta menunjukkan kecintaan terhadap bahasa dan budaya Indonesia.

Kepala SMAN 1 Nagawutung, Patrisius Beyeng, S.Pd., dalam sambutannya menyatakan, “Bahasa menunjukkan bangsa, dan kita patut bersyukur atas ikrar Sumpah Pemuda yang melahirkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.”

Ia mengingatkan pentingnya menjaga Bahasa Indonesia di tengah banyaknya bahasa daerah yang ada di Indonesia.

Penguatan Identitas di Era Digital

Pengawas Pembina SMA Kabupaten Lembata, Ibu Ernie Johan, S.Pd., turut menyoroti pentingnya penguasaan bahasa asing dalam komunikasi global, namun tetap mengedepankan bahasa Indonesia dan bahasa daerah sebagai identitas bangsa.

“Era digital membuka banyak akses literasi, namun semangat Sumpah Pemuda harus terus hidup melalui bahasa dan budaya kita,” ujar Ernie Johan.

Tokoh pendidik lokal, Yos Beda Hayon, turut mengapresiasi SMAN 1 Nagawutung yang melaksanakan perayaan ini, dan menekankan pentingnya menjaga bahasa daerah sebagai ciri khas yang tidak boleh hilang.