Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Opini  

Idul Fitri Bersama Bunda Maria

Reporter : Oleh RP. Marselinus Untung Narek
Poros NTT News

Porosnttnews.com- Maria bukanlah nama yang indah. Paling tidak untuk konteks dunia yang  gemerlap dengan hiburan. Bila dibandingkan dengan nama Amanda, misalnya, nama Maria kalah populer dan terkesan out of date. Bila ditelesik, (lebih tepat ditelusuri), banyak pasangan yang enggan memakai nama Maria untuk bayi kecilnya. Alasan sederhana: out of date.

Tak ada yang salah. Mau pakai nama Maria atau tidak, toh tak dapat dipungkiri bahwa Maria punya peran besar untuk Gereja. Saking besar peran itu, Gereja mendedikasikan dua bulan khusus untuk menghormati Maria. Bulan Mei sebagai bulan Maria dan Oktober sebagai bulan Rosario. Kedua bulan ini punya intensi yang sama: Berdoa kepada dan bersama Maria.

Di bulan Mei yang masih awal ini, saya coba sentil sedikit tentang Maria. Saya memulainya dengan satu kekaguman: “Maria itu wanita cantik, loh!!” Kekaguman saya cukup beralasan. Mulai dari gambar-foto-lukisan dengan model Maria sampai pada patung-patung , Maria tampak begitu cantik. Wajahnya putih bersih. Matanya biru kecoklatan. Plus tatapannya yang teduh. Maria tampak begitu anggun.

Baca Juga :  Rakyat Indonesia Memilih Pemimpin yang Membawa Sistem Kepemimpinan Strategis Pasca Kepemimpinan Jokowi

Tetapi ada satu kecantikan lainnya yang layak dipuji dari seorang Maria, yaitu kecantikan hati. Istilah Inggris-nya Inner Beauty. Maria itu hatinya amat cantik. Atau lebih tepat: Maria itu orang baik hati. Bahwa dari hati Maria mengalir aura yang meneduhkan.

Bahwa dari hati Maria, terpancar kebaikan, kemurahan hati, kepekaan, solidaritas, dll. Kisah perkawinan di Kana yang ditulis Yohanes bisa menjadi bukti. Maria adalah orang pertama yang menyadari bahwa Tuan pesta kehabisan anggur. Maria adalah orang pertama yang memohon kepada Yesus untuk melakukan mukjizat. Maria adalah orang pertama yang mendekati para pelayan.

Dalam sebuah hajatan, orang boleh meneguk anggur sampai puas. Lalu mabuk-mabukan. Lalu joget-joget. Tetapi mereka tidak peduli, apakah persediaan masih ada, apakah Tuan Pesta masih punya cukup uang untuk beli lagi. Faktanya di pesta Kana itu, tuan pesta kehabisan anggur. Tapi dia tidak tau. Maria adalah orang pertama menyadari itu.

Maria tidak sampai hati membiarkan Tuan pesta dipermalukan  gara-gara anggur habis. Di sinilah Inner beauty-nya nampak. Pertama dan terutama adalah kepekaan.