Ia menambahkan,masyarakat pemilik hewan harusnya menjaganya secara baik, seperti sapi harus masuk kandang pada soreh hari,karena selama ini sudah 6 kali ada laporan masyarakat ke Polres TTU,karena ada pencurian sapi.
Ya kalau sapi dibiarkan atau tidak dimasukan ke kandang,tentu berpeluang bagi pencuri untuk melakukan aksi pencurian,dan itu tentunya yang rugikan masyarakat,tandas Kapolres Mukhson.
Menyangkut persoalan administrasi, Ia minta agar Polisi dikasih kesempatan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Sementara itu kepala desa Nifunenas Albertus Metboki ketika dikonfirmasi di Mapolres TTU mengatakan dirinya tidak menandatangani surat keterangan surat jual beli untuk ke 36 sapi tersebut,karena sapi – sapi tersebut bukan sapi yang ada di Desa Nifunenes,tetapi dibeli dari Desa lain dan hanya ditampung di wilayah Desa Nifunenes Kec. Insana Barat,Kabupaten TTU.
Albertus menandaskan bahwa yang bertanggung jawab secara administrasi untuk ke 36 ekor sapi tersebut adalah Kaur Tata Usaha dan Pemerintahan pada Desa Nifunenes,yaitu Agustinus Painneon.
Albertus juga menjelaskan ada 6 orang yang sebagai pembeli sapi.
Keenam orang tersebut masing – masing Fransiskus Tpoi, Amandus Oemanas, David Baju, Maklon, Martinus Amsikan dan Arkadius Nai.
Albertus pun mengakui kalau keenam orang tersebut selama ini sudah melakukan jual beli sapi, dimana setelah mereka beli sapi ditampung dan kemudian dijual ke Pasar Lili Camplong Kec. Fatuleu, Kabupaten Kupang,sejak dirinya belum dilantik menjadi Kepala Desa Nifunenas periode ke II pada awal 2022.**
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
