Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Daerah  

HUT Ke 22 “Momen Desa Todanara Tingkatkan Semangat Membangun Desa”

Reporter : Teddi Editor: Redaksi
Poros NTT News

Menurut Kepala Desa keempat itu, salah satu agenda penting di desa adalah duduk bersama seluruh pelaku sejarah desa, untuk menceriterakan kembali sejarah yang benar untuk diwariskan kepada anak cucu.

Kades terpilih dalam Pilkades tahun 2022 itu pun menjelaskan, desa dengan 4 dusun dan 16 RT itu diajak untuk memegang sejarah yang benar, sebab berdirinya Desa Todanara merupakan akumulasi perjuangan tokoh pendahulu. Generasi saat ini hanya penikmat hasil perjuangan para tokoh.

Fransiskus Boli pun mengajak seluruh warga setempat untuk bekerja sama membangun dan mengabdi untuk desa.

Sementara itu Kepala BPMD Kabupaten Lembata, Yos Raya Langoday, menyatakan, malam puncak perayaan HUT ke 22 Desa Todanara, menjadi perayaan penuh syukur, seluruh rakyat merayakan kebesaran Tuhan.

“Jangan lupa tingkatkan SDM, agar kita pun dapat bekerja untuk membangun desa menuju perubahan yg diinginkan bersama. Kerja dengan semangat dan profesionalisme,” kata mantan Camat Ile Ape Timur itu.

Dikatakan, momentum HUT ke 22 tahun Desa Todanara juga merupakan introspeksi bersama. Ada nilai yang mesti di pertahankan dan tingkatkan, dan nilai mana yang perlu di tinggalkan untuk kemajuan desa.

Baca Juga :  Penjelasan Sekda Untuk Jabatan Eselon II di TTU Belum Diproses

Perlu resolusi meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan bersama.

“Ada sel inti menurut tradisi budaya kita Itu ‘koda kiring’ hasilnya terbentuklah Desa. ‘Koda’ diceritakan terus sebagai sejarah,” sebutnya.

Ia menjelaskan, “Koda” atau tradisi musyawarah, dipahami sebagai kristalisasi kekuatan. Restu dari desa induk, perangkat, restu dari arwah leluhur dan restu dari Tuhan, tangan tak kelihatan yang senantiasa memberi kepada kita.

“Kalau ‘Koda’ terputus, keharmonisan dan kekeluargaan akan hancur. Kita doakan tidak terjadi di sini. Pertanyaannya, apa yang harus diwariskan kepada anak cucu.

“Kalau misalnya belum ada Persehatian batas antar desa, kembalilah ke sel inti yakni ‘Koda’. Jangan lupa mensyukuri 22 tahun Desa Todanara,” tandasnya.