Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Wanted Cup Lembata Resmi Bergulir, 39 Club Terbaik NTT Siap Bertanding

Reporter : Teddi Editor: Redaksi
Poros NTT News
Keterangan pose bersama antara manajemen IKA Wanted, Ketua Askab Lembata, Bupati Lembata dan Kapolres Lembata saat opening seremoni Wanted Cup IV di lapangan Polres Lembata.(dok.Teddi).

Lembata,Porosnttnews.com– Pesta sepak bola terbesar di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ‘Wanted Cup’ resmi digelar hari ini, Sabtu (7/5) sore.

Turnamen sepakbola bergengsi di Pulau Lomblen ini diikuti oleh 39 club di NTT dan resmi dibuka oleh Bupati Thomas Ola di lapangan Polres Lembata.

Ketua Panitia Wanted Cup IV Muhammad Tokan menuturkan, pertandingan sepak bola merupakan sesuatu yang istimewa, sesuatu yang sangat dinantikan banyak orang dan sesuatu yang mencerahkan hidup.

Menurut Tokan, perhelatan Wanted Cup IV tahun ini akan berjalan seru dan menegangkan. Semua club yang tampil pastinya menampilkan permainan yang menarik, dan bagi para penonton sudah pasti tidak alpa menyaksikan adu taktik antar tim di lapangan hijau Polres Lembata selama satu bulan kedepan.

“Sepak bola adalah tentang pengorbanan, dedikasi, kerja keras, dan persahabatan di luar lapangan,” ungkap Tokan kepada media di sela-sela opening seremoni Wanted Cup IV.

Sementara itu, Ketua Askab Lembata, Linus Beseng menyatakan, pertandingan sepak bola menjadi sebuah momentum menguji taktik serta strategi antar sesama club yang bakal bertanding.

Baca Juga :  Asosiasi Futsal Kabupaten Sumba Barat melakukan Rapat Terbuka Pemilihan Ketua Umum

Selain itu, Linus juga menegaskan agar selama turnamen berlangsung, semua club yang ikut bertanding harus menjunjung tinggi sportivitas  dan profesionalisme.

Tidak hanya itu, melihat membludaknya para penonton serta suporter dari masing-masing club, Linus juga mengacungi jempol, sebab semangat ‘Gila Bola’ masyarakat Lembata masih terasa kental hingga saat ini.

Linus juga mengklaim, euforia sepak bola di Negara Eropa, Amerika Latin, Asia bahkan Dunia sekalipun ditakar sama dengan euforia yang terjadi di Lembata.

“Sepak bola harus tetap hidup dan akan tetap hidup selamanya, karena itu perlu dijaga dengan menjunjung tinggi kedisiplinan diri dan tim,” terangnya.