Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Daerah  

Diduga PT. Yetty Dharmawan Kerja Jalan Hotmix Rp 15,4 M Tanpa Agregat

Reporter : HL Editor: Redaksi
Poros NTT News

Kabupaten – Maukaro,Porosnttnews.com- Diduga PT. Yety Dharmawan (YD) melaksanakan pekerjaan rehabilitasi jalan Kaburea (Bts. Kabupaten – Maukaro – Nabe (Hotmix/Hrs base) yang dibiayai dari dana Pinjaman PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) tanpa menggunakan agregat B dan agregat A sebagai pondasi jalan.

Demikian hasil investigasi wartawan di lokasi pekerjaan pada awal Bulan Februari 2022 di ruas jalan Maukaro – Nabe.

“Kontraktor pake kerikil kali campur dengan kerikil gunung Bapa. Mereka gilas lalu siram aspal (Prime coat/aspal perekat, red), kemudian langsung hotmix. Mereka tidak pake kerikil dari Crasher (mesin pemecah batu, red) karena tidak ada mesin itu di sini Bapa,” ujar seorang warga Maukaro yang tak mau disebutkan namanya saat ditemui di sekitar lokasi proyek.

Berbekal keterangan warga tersebut, wartawan mencoba menelusuri pekerjaan yang belum selesai di hotmix. Ternyata apa yang dikatakan warga tersebut memang benar adanya. Pada bagian yang belum di hotmix, tampak tak ada sebutir agregat B dan A (hasil produksi mesin pemecah batu).

Baca Juga :  PT Temas Tbk Buka Lowongan Kerja Minimal Pendidikan SMA

Yang terlihat hanya butiran kerikil dan pasir kali mati (berwarna coklat kemerahan karena berkadar lumpur tinggi, red) yang sudah digilas. Tampak Aspal perekat disiram seadanya, lalu dimulai titik nol (titik awal pekerjaan).

Kondisi yang sama terlihat di beberapa titik yang berbeda di Maukaro. Tampak dengan sangat jelas, tumpukan material berupa kerikil kali mati (berkadar lumpur tinggi, red), kerikil gunung, dan ada pula campuran kedua material tersebut. Material tersebut ditumpuk disisi badan jalan karena belum dihampar.

Wartawan coba menggali tumpukan itu dengan tangan dan ternyata material tersebut mengandung bongkahan-bongkahan lumpur. Bongkahan lumpur yang ditemui sepanjang perjalanan, besarnya bervariasi dari sebesar kepalan tangan anak-anak hingga sebesar buah kelapa. Perjalanan pun kembali dilanjutkan dan kondisi material yang digunakan di ruas jalan tersebut tak berbeda dengan material yang digunakan sejak titik nol.

Setelah beberapa kilometer menelusuri ruas tersebut, wartawan melihat sekelompok pekerja yang sedang melakukan pekerjaan hotmix di salah satu desa yang dilintasi ruas jalan tersebut. Tampak aspal perekat disiram seadanya diatas hotmix lama (hotmix lama tidak dibongkar, red).