PRS – Proyek Penataan Kawasan Kota Kupang meliputi Pantai LLBK, Pantai Kelapa Lima, dan Koridor 3 Jl. Frans Seda, menelan anggaran sekitar Rp 81 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Proyek yang dikerjakan oleh PT. Brantas Abipraya (Persero) ini dimulai pada 9 Oktober 2020 dan selesai pada 16 Februari 2022, dengan skema kontrak multiyears untuk anggaran tahun 2020-2021.
Proyek tersebut menghadapi tantangan besar akibat Siklon Tropis Seroja yang melanda Kota Kupang selama masa pengerjaan.
Meskipun demikian, pekerjaan pada dua lokasi, yaitu Pantai LLBK dan Pantai Kelapa Lima, berhasil diselesaikan sesuai jadwal. Namun, pembangunan Boulevard pada Koridor 3 Jl. Frans Seda tidak terselesaikan.
Hal tersebut disampaiakn oleh Miju Primus, perwakilan dari Bengkel APPeK NTT, pada Senin, 14 Oktober 2024, bahwa pihaknya melakukan audit sosial terhadap proyek ini.
Menurutnya Audit tersebut bertujuan untuk menilai transparansi, integritas, kualitas hasil pembangunan, serta dampak proyek terhadap warga Kota Kupang.
“Proses audit sosial ini penting untuk meninjau manfaat proyek infrastruktur yang berdampak langsung pada warga,” ujar Miju.
Ia menambahkan, proyek ini kini menjadi sorotan publik karena penggunaan anggaran yang besar, sementara hasil pembangunan belum sepenuhnya memuaskan, bahkan beberapa area penting mengalami kerusakan.
Temuan Hasil Audit
Audit sosial Bengkel APPeK NTT mengungkap beberapa permasalahan dalam proyek ini, termasuk:
Kondisi Saluran Drainase Bawah Tanah, “diduga” tidak dikerjakan secara baik, sehingga rusak dan tidak berfungsi dengan baik.
Kondisi Pondasi dari 2 Bangunan Jetty Pedagang yang berlubang yang menunjukkan potensi kerusakan dan bahaya terhadap ketahanan bangunan utama.
Kondisi Pondasi dari Bangunan Jetty Pedagang yang tidak dikerjakan secara baik.
