Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

FEB Unimor Bekerja Sama Dengan Kopdit Adi Guna Kupang

Reporter : David Neno Naisali Editor: Redaksi
Poros NTT News
Foto bersama Tim Kopdit Adiguna Kupang bersama Dekan dan para Dosen FEB Unimor Kefamenanu usai menandatangani kerjasama.

Kefamenanu,Porosnttnews.com- Kopdit Adi Guna Kupang  adakan sosialisasi dengan pihak lembaga Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FBE) Unimor, dalam rangka kerja sama untuk Peningkatkan ekonomi yang dilaksanakan pada hari Selasa, 12/04/ 2022, bertempat di Aula.

Hadir pada kesempatan tersebut, Tim Kopdit Adi Guna Kupang, Dr.Maria E.Peeseveranda, SE, M.Si, Dr.Stajis Man, SE, MS.i, Drs.Petrus Rego Sole dan Maria S.Coo,SE. Dari Fakultas Ekonomi dan Bisinis ( FEB ) Unimor Dr.Tance Oki, SE M.Si, bersama para Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Disamping itu,Tim Kopdit Adiguna Kupang memaparkan produk produk KSP Kopdit Adiguna dihadapan peserta baik Dekan dan para Dosen FEB di Unimor.

Usai pemaparan produk oleh Tim Kopdit Adiguna, dilanjutkan dengan tanya jawab seputar sosialisasi tersebut oleh peserta.

Setelah itu dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Tim Kopdit Adiguna dan Tim FEB Unimor Kefamenanu.

Ada pun Dr Maria F. Perseveranda, SE, M.Si kepada media Porosnttnews.com mengatakan Kopdit Adiguna ini, didirikan pada tanggal 1 Agustus tahun 1987.

Awalnya Kopdit Adiguna dimulai dari para Dosen dan Mahasiswa Unwira Kupang yang kemudian berkembang dan meluas kepada masyarakat umum dan ke semua Daerah.

Baca Juga :  Lowongan Kerja Terbaru dari Kementerian ATR/BPN Kantor Pertanahan dengan Batas Usia 40 Tahun

Kedepan kita akan menyebar sampai di kabupaten lain  di Provinsi NTT, lagian kita juga sementara fokus di pulau Timor seperti Kab. Belu dan Timor Tengah Selatan (TTS) sudah ada kantor Cabang dan pengurusnya termasuk juga di Kab. TTU sekaligus  kami akan bentuk pengurusnya secara online.

Sejauh ini, di Kab. TTU sudah ada anggota yang berjumlah 37 orang dengan simpanan yang ada sebesar 180 juta, itu akan diberikan pinjaman bisa sampai pada angka 200juta, ungkap Dr Maria Perseveranda selaku pengawas.