Sementara itu, Penyuluh pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Lembata, Yakobus Sumarjo mengungkapkan Kecamatan Nubatukan, Ile Ape dan Omesuri merupakan sentra pengembangan sorgum di Kabupaten Lembata.
“Total sentra Sorgum di Lembata ditanam di areal seluas 30 hektar,” jelasnya.**
Gaspar Ola, petani sorgum lain meminta Gubernur VBL bisa mengatasi kendala yang ia hadapi di lapangan.
Selain mesin rontok dan mesin sasak, dirinya pun meminta supaya harus ada Jalan Usaha Tani (JUT) di setiap jalan masuk ladang.
“Bertahun tahun kami pakai Pikul di pundak dan tempuh perjalanan jauh,” bebernya.
Dia juga meminta Gubernur VBL agar bisa mengatur harga serta pangsa pasar yang seimbang dengan jumlah produksi.
“Pasaran sorgum ini mau di bawa kemana, pasarannya seperti apa, harganya tahun lalu hanya 6.000 per kilo saja,” ujarnya.
Namun keluhan yang dialami para petani ini lagi-lagi langsung di tanggapi serius oleh Gubernur NTT itu. VBL berjanji, semua keluhan itu segera teratasi.
“Ada Kadis Pertanian. Nanti Sekda NTT secepatnya buat telaan, coret-coret, kita beli mesin rontok kasi petani,” tandas orang nomor satu NTT ini.**
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.