Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Opini  

Menolak Lupa pada Sastra NTT: Refleksi Terhadap Gerson Poyk dan Umbu Landu Paranggi

Poros NTT News
Thomas Krispianus Swalar.

Thomas Krispianus Swalar 

Malang, Minggu 30 Juni 2024.

Poros NTT News

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat turut berpengaruh pada segala aspek kehidupan.

Sastra menjadi salah satu hal yang turut membentuk kepribadian dan karakter seeorang perlu terus dikembangkan terutama pada generasi muda .

perkembangan sastra secara khusus sastra di Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari dua sosok sastrawan yang berkiprah di kanca nasional. Dua sosok tersebut adalah Gerson Poyk dan Umbu Landu Paranggi.

Kehadiran dua sosok sastrawan ini turut mengangkat nama Nusa Tenggara Timur ke kanca nasional.

Sebagai generasi penerus Nusa Tenggara Timur patut berbangga bahwa secara nasional orang-orang Nusa Tenggara Timur mempunyai andil yang besar dalam perkembangan dunia sastra Indonesia.

Bila ditelusuri dua sastrawan Nusa Tenggara Timur tersebut hidup dan memulai karir sebagai penulis pada tahun 1950-an, berarti beberapa periode sastra telah dilewati oleh kedua sosok tersebut.

Jika kita telusuri pada masa-masa itu, kehidupan sastra pada umumnya yang paling menonjol adalah para sastrawan yang berasal dari Sumatera.

Baca Juga :  Masuk PTN, Calon Mahasiswa Baru Wajib Miliki BPJS Kesehatan

Beberapa catatan yang perlu diketahui tentang peran dari Gerson Poyk dan Umbu Landu Paranggi, bahwa dua sosok ini adalah pribadi yang sederhana dan dari kesederhanaan itulah mereka menghidupi  hal-hal yang sederhana dalam prinsip hidupnya.

Berbicara tentang perihal lupa, bagi Gerson Poyk sesekali orang harus melupakan beberapa hal  terutama berkaitan dengan peliknya kehidupan yang terus mendera kehidupan manusia itu sendiri.

Perut kami tidak lagi ketakutan, kecuali perasaan kami yang kadang-kadang menjadi cemas jika mendengar berita bahwa tentara dari Jawa telah bergerak dengan perlengkapan dan jumlah manusia yang lebih besar daripada yang ada di daerah.

Tetapi ada suatu alat praktis untuk menghilangkan ketakutan dan kecemasan ini dan alat itu bernama lupa.(1977: 172)

( https://tatkala.co/2023/07/22/berguru-kepada-sang-guru-gerson-poyk/)

Disini Gerson Poyk mengajak pembaca untuk selalu menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi yang melingkupinya. Jika memiliki kelebihan maka berbagilah kepada yang tidak punya.

Bukan soal materi semata tetapi saran,pendapat yang memotivasi seseorang untuk keluar dari kemelut yang dihadapi nilainya jauh lebih penting ketimbang kita hanya menjadi penonton yang melihat penderitaan yang sedang dialami oleh sesama saudari disekeliling kita.

Baca Juga :  Tragika Bangsa Dari Negeri Kaya Yang Didera Kemiskinan Tak Berkesudahan

Banyak hal yang harus kita pelajari dan kita jalani dalam kehidupan ini ketika kita membaca karya-karya Gerson Poyk.

Umbu Landu Paranggi yang dijuluki sebagai Sastrawan Misterius oleh para sastrawan adalah sastrawan kelahiran Sumba, dalam petualangannya ke tanah Jawa, ia bertemu guru yang mengajarinya untuk menjadi penulis.

Beliau juga di juluki sebagai Presiden Penyair Malioboro, tentu gelar ataupun sebutan apapun untuk sosok Umbu Landu Paranggi tidak membuatnya menjadi bangga dan terus membusungkan dada.

Menurut para muridnya beliau berada dibelakang layar kesuksesan seseorang. Ia tidak menginginkan kesuksesan itu hanyalah miliknya semata.